Aku Masturbasi Sehari Dua Kali
Kisah Dari Ruang Terapi #02
Namaku Budi usia 33 tahun. Hingga kini aku masih belum menikah.
Badanku kurus agak kerempeng. Tapi wajahku cukup ganteng – agak putih seperti indo. Bukan sekali dua kali aku menolak perempuan-perempuan cantik yang mengejarku. Dari dulu. Aku tidak begitu ingat secara percis, tapi mulai dari SMA, Kuliah dan bahkan saat ini aku kerja.
Beberapa teman perempuanku banyak yang suka denganku. Ini bukan cuma perasaanku saja. Tapi beberapa diantara mereka banyak yang menyatakan cintanya kepadaku lebih dulu.
Harus kuakui, beberapa memang aku suka juga. Tapi aku merasa tidak bisa. Aku yakin aku tidak mampu.
Aku tidak layak mendapatkan cinta mereka. Aku terlalu hina.
Cintaku selalu kandas karena aku tidak yakin aku layak untuk kekasihku. Kisah itu selalu terulang hingga enam bulan lalu…
Enam bulan lalu….
Enam bulan lalu aku mendapatkan tugas untuk memimpin kantor cabang baru di sebuah kota. Dan disanalah tiba-tiba hatiku seperti tertambat pada seseorang yang memang sedikit berbeda. Pesonanya memang beda. Padahal penampilannya sangat sederhana.
Namanya Rini, usianya terpaut lima tahun di bawahku. Tidak muda-muda amat sih. Tapi dia seperti mengingatkanku pada seseorang. Entah siapa, entah kapan bertemu dan entah dimana.
Sebagai kepala cabang aku dengan sangat mudah menjadi dekat dengannya. Dan sepertinya diapun memberikan respons yang positif.
Bebebrapa kali kami makan siang bareng. Asyik juga…
Dan kini sudah enam bulan kami menjadi semakin dekat. Bisa dikatakan sangat dekat. Sampai tadi malam….
Hari Minggu
Ini hari minggu, dan aku baru bangun. Aku lihat sudah jam 10 pagi. Kepalaku terasa sakit dan berat. Mungkin karena belum sarapan.
Mengingat kejadian semalam ketika aku berbincang dengan Rini. Kepalaku menjadi bertambah sakit.
Aku ingat betul, Rini menanyakan keseriusanku. Dia memintaku untuk melamarnya.
Kini aku berada pada situasi Andi Lau alias Antara Dilema dan Galau. Akankah aku kembali bisa menemukan alasan-alasan untuk menjauh darinya seperti yang biasa aku lakukan?
Aku tidak mau terus sendiri. Aku yakin aku bisa bahagia bersama Rini. Tapi aku malu. Aku merasa hina.
Betapa tidak aku punya rahasia yang selama ini aku simpan. Selama ini setiap hari aku masturbasi sehari dua kali. Aku punya banyak koleksi foto dan video porno yang aku download dari internet.
Dan kebiasaanku ini sudah berlangsung lama. Sudah pernah kucoba pendekatan agama untuk menghentikannya, tapi selalu gagal.
Dan hasil akhirnya aku merasa hina dan tidak berharga. Untungnya aku bisa menjaga rahasia ini. Tapi aku harus berubah. Pasti ada satu cara.
Usahaku
Kini aku terduduk santai dan nyaman di ruang ini. Aku tahu alamat ini dari rekomendasi paman google. Jujur awalnya aku takut dan malu. Tapi syukurlah aku kini disini di ruangan ini dihadapannya. Dan aku berniat untuk sembuh sekarang juga….
Dan dalam kondisi relaks dan menyenangkan tiba-tiba aku seperti melayang dan meluncur ke masa lalu.
Bermain dokter-dokteran
Namanya Dini teman bermainku anak tetanggaku. Kami sama-sama duduk di kelas empat SD. Sepulang sekolah kami memang suka main bareng. Dan kali ini Rini mengajakku bermain dokter-dokteran.
Awalnya aku nggak mau. Tapi karena dia memaksa akhirnya aku mau juga. Aku jadi dokter dan Dini ceritanya jadi seorang ibu yang hendak melahirkan.
Kami masukan gumpalan kain sarung di bajunya Rini supaya dia benar-benar terlihat sedang hamil besar. Dia datang kepadaku dengan wajah yang kesakitan dan tangannya memegang perutnya.
“Tolong aku Pak Dokter, saya mau melahirkan”, kata Rini sambil meringis menahan sakit.
Lalu aku memapah dan membaringkannya terlentang. Dini masih meringis kesakitan. Lalu Aku membuka pahanya, membukanya lebar-lebar.
Lalu aku berpura-pura menarik kain dari perutnya seolah-olah sedang menarik bayi dari perutnya. (Aku tidak ingat dari mana aku bisa tahu dan berpura-pura bermain seperti itu.)
Aku mendengar Dini mengejan, teriak kesakitan. Aku lihat wajahnya begitu serius memainkan perannya. Dan tanpa aku sadari aku begitu terpesona.
Seketika aku seolah mendapatkan pencerahan baru bahwa kejadian ini sungguh telah meninggalkan kesan yang sangat kuat pada alam bawah sadarku. Dan semenjak itu aku menjadi seperti terobsesi pada perempuan telanjang dan terutama perempuan hamil.
Ketika aku mulai baligh sejak SMP kelas satu, aku ingat betul. Mimpi basah pertamaku juga aku bercumbu dengan perempuan hamil. Dan sejak saat itu aku secara alamiah melakukan masturbasi dengan membayangkan wanita hamil.
Setiap hari terus menerus dan bahkan terkadang aku melakukannya sampai sehari dua kali.
Aku dibimbing untuk memberikan makna baru dari pengalamanku tadi. Ini sudah diluar logika, tapi aku pasrah saja mengikuti bimbingannya.
Dan kali ini dengan pemahaman baru dan pemaknaan baru terhadap kejadian itu. Aku seolah melakukan negosiasi dengan bagian diriku yang mendorongku untuk masturbasi sehingga aku kini semakin jarang sekali melakukannya.
Dan pada saat yang sama, ketika aku memaafkan diriku sendiri. Aku semakin yakin bahwa aku berharga. Aku bukan makhluk yang hina. Aku normal dan sama seperti yang lainnya.
Aku merasa lega
Dan kini aku merasa lega. Aku yakin aku bisa dan berharga untuk mempersunting Rini dewasa…..
Akh….